NERACA PEMBAYARAN
Pendahuluan
Keyakinan bahwa perdagangan luar
negeri akan memberikan sumbangan positif kepada kegiatan ekonomi negara telah
lama di yakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Mahzab Menkan Tilis, yaitu
ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke-enambelas dan ketujuh belas
berpendapat bahwa perdagangan yang lebih mengenai pentingnya peranan
perdagangan luar negeri dalam perekonomian. Teori Ricardo mengenai ke untungan
yang dapat diperoleh dari melakukan spesialisasi dan perdangangan luar negeri
merupakan pandangan yang telah menjadi landasan dari teori perdagangan luar
negeri dan pengaruh dari kegiatan tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai berbagai aspek mengenai neraca pembayaran, kurs valuta asing dan
kegiatan perekonomian terbuka.
Definisi Neraca
Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu
pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara
lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara lain. Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi
(i) penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa; (ii)
aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar
negeri; dan (iii) aliran ke luar dan lairan masuk modal jangka pendek (seperti
mendepositkan uang di luar negeri).
Dua neraca penting dalam suatu
neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca
perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan
neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran
pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri.
Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan
dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran
menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi
negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan
penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat
dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi
dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk
melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru.
Dengan demikian, sama halnya dengan
masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat
menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha
menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
Neraca pembayaran memberikan
beberapa informasi penting mengani hubungan ekonomi di antara satu negara
dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi
mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah
kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan
kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca
pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang disebabkan oleh impor yang
melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan
masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin
timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan
mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan
seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat
buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari
masalah defisit dalam neraca pembayaran.
Infromasi penting lain yang dapat di
lihat dari suatu neraca negara. Seterusnya neraca pembayaran menunjukkan pula
pertimbangan mutasi-mutasi keuangan dari satu negara ke negara-negara lain.
Perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang negatif,
dan dinamakan defisit neraca pembayaran, berarti mutasi-mutasi keungan ke luar
negeri adalah lebih banyak dari yang diterima dari luar negeri. Disamping dapat
menunjukkan besarnya defisit yang dialami dalam suatu waktu tertentu, dari
neraca pembayaran dapat juga dilihat sebab-sebab yang menimbulkan defisit
tersebut. Mungkin sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor. Disamping
itu ia dapat disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar
negeri.
Neraca pembayaran mengukur transaksi
ekonomi yang terjadi antar-negara baik barang maupun jasa, baik asset riil
maupun reset finanisal, ataupun pembayaran transfer karena neraca ini
mencerminkan volume transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu,
biasanya satu tahun, maka neraca pembayaran mengukur aliran atau flow.
Beberapa transaksi yang termasuk
dalam neraca pembayaran tidak menggunakan pembayaran dalam bentuk uang. Sebagai
contoh, jika masalah Time mengirim mesin press cetak ke cabangnya di
Australia, tidak terjadi pembayaran dalam bentuk uang; tetapi karena telah
terjadi transaksi ekonomi antar negara, maka transaksi ini harus dimasukkan
dalam neraca pembayaran. Demikian juga, jika CARE mengirim makanan ke Afrika,
atau jika Pentagon mengirim bantuan militer ke Israel, transaksi ini juga harus
dimasukkan dalam neraca pembayaran. Jadi ingat, meskipun kita membicaran neraca
pembayaran, istilah yang lebih tepat sebenarnya adalah neraca transaksi
ekonomi.
Neraca pembayaran disusun sesuai
prinsip double entry bookkeeping, yaitu pembukuan ke salah satu sisi
neraca disebut debit, pembukuan ke sisi yang satunya disebut kredit.
Seperti akan kita lihat, neraca pembayaran tersusun atas beberapa rekening;
defisit dalam satu atau beberapa rekening harus diimbangi dengan surplus pada
rekening yang lain. Jadi, debit total harus seimbang atau sama dengan kredit
total, sehingga sesuai dengan istilah balance atau neraca. Neraca
pembayaran memberikan perbandingan dalam periode waktu tertentu, satu tahun
misalnya, antara pembayaran memberikan ke luar atau outflow keluar
negeri yang dibukukan sebagai debit, yang dibukukan sebagai kredit. Bagian
selanjutnya akan menggambarkan rekening utama dalam neraca pembayaran.
Ciri-ciri Neraca
Pembayaran
Sebagai suatu neraca pembukuan,
neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian: passive dan aktiva. Dalam
bagian passive di catat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu
melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan
transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara
lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis
pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal
atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi
berjalan atau current account dicatat transaksi-transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia
dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata. Transaksi ini meliputi
hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi industri, neraca (yaitu
perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan
dalam barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca
itu positif berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif
maka impor barang melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa.
Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata. Yang termasuk dalam
golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan
perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan
jasa lainnya. Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih
banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari negara-negara
lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-pihak
luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer
onilateral
Transaksi
ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk
uang atau jasa. Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita
kelaparan di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak
bersekolah di luar negara merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal. Neraca lalu
lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan transaksi: (i)
aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan
bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau
badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk
dalam golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu
investasi langsung, investasi portfolio dan amortasi. Investasi
langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi
portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain.
Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada
masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.
Sementara transaksi perjalanan
mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan barang, jasa, dan
transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital account mencatat
transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti
peminjaman, pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika
membeli asetluar negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi
dan juga untuk mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara
tentang kapital atau modal, yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan
manusiawi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala
istilah kapital atau modal digunakan sebagai istilah lain dari uang, yaitu
uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan seperti saham, obligasi,
saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan investasi langsung dalam
pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S.
capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli aset luar negeri. Aliran
modal masuk Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar negeri
membeli aset Amerika.
Bentuk Suatu Neraca Pembayaran
(dalam triliun rupiah)
|
|||||
Passive (pembayaran)
A. Transaksi berjalan (current accout)
|
Aktiva (penerimaan)
|
||||
1. Impor barang
2. Impor jasa
jumlah
|
Rp 270 1. Ekspor barang
40 2. Ekspor Jasa
310 Jumlah
|
Rp 320
30
350
|
|||
I. Neraca Transaksi Berjalan
|
Rp + 40
|
||||
B. Lalu lintas modal (capital account)
|
|||||
4. Modal pemerintah
5. Modal swasta
Jumlah
|
Rp 20 4. Modal pemerintah
20 5. Modal swasta
40 Jumlah
|
Rp 50
40
90
|
|||
Neraca lalu lintas
|
Rp + 50
|
||||
C. Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas modal
D. Selisih perhitungan
|
Rp + 90
+ 2
|
||||
NERACA KESELURUHAN
|
Rp - 92
|
||||
Neraca Pembayaran Indonesia
Susunan neraca pembayaran ini dapat
di bedakan menjadi 3 golongan mutasi keuangan, yaitu transaksi berjalan,
transaksi modal, dan selisih perhitungan.
a.
Transaksi berjalan
Memberikan
gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan
barang dan jasa. Dengan demikian data yang di tunjukkan menggambarkan nilai
barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufactur)
dan jasa (seperti pelancongan) yang di perdagangkan.
b.
Transaksi modal
Transaksi
ini dibedakan menjadi dua kelompok nilai neto aliran modal kepada pemerintah
dan nilai neto aliran swasta.
c.
Selisih perhitungan
Nilai
selisih perhitungan meningkat dari US$ 701 juga menjadi lebih dari US$ 3,8
milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tak dicatat semakin
meningkat.
Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan
jumlah aliran neto yang di catat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi
berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan. Sebagai contoh: Aliran modal
bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan prospek keteguhan sector moneter,
tapi juga bergantung kepada kestabilan politik dan sosial masyarakat,
seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan
ekspor yang pesat.
Neraca Pembayaran Indonesia, Tahun
Terpilih
Di antara 1969-1993
|
|||||
Jenis transaksi
|
1969
|
1980
|
1985
|
1990
|
1993
|
A. Transaksi Berjalan
a. Ekspor
b. Impor
2. Jasa-jasa
3. Pemberian
B. Lalu lintas modal
C. Jumlah (A) + (B)
D. Selisih perhitungan
Kedudukan
neraca pembayaran defisit (+)/Surplus (-)
|
995
995
425
__
284
71
-70
50
+20
|
17.489
9.962
-5.537
20
1.773
-1.315
2.478
-788
-1.690
|
49.901
14.427
-7.663
__
4.783
1.191
1.823
247
-2.070
|
26.807
29.198
-8.592
__
633
4.113
1.506
293
-2.099
|
37.186
10.875
__
748
5.583
3.443
-2.716
-727
|
Sumber : Bank Indonesia, Laporan
Tahunan, beberapa tahun
|
KURS VALUTA ASING
A. Definisi Kurs
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang
terhadap mata uang lainnya merupakan bagian dari proses valuta asing. Istilah
valute asing mengacu pada mata uang asing mengacu pada matauang asing aktual
atau berbagai klaim atasnya, seperti deposto bank atau surat sanggup bayar yang
diperbedagangkan. Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana pembelian dan
penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang
dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Sebagai contoh, bila seseorang harus menyerahkan Rp. 1.600 untuk memperoleh $1,
ini berarti bahwa nilai tukarnya adalah 1.600
Kenaikan harga valuta asing (kenaikan tingkat nilai tukar)
disebut depresiasi atas mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi
lebih mahal; ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri merosot. Turunnya
harga valuta asing (turunnya nilai tukar) disebut apresiasi mata uang dalam
negeri. Mata uang asing menjadi lebih murah; ini berarti nilai relatif mata
uang dalam negeri meningkat, misalnya, bila nilai dolar terhadap rupiah
naik dari Rp. 1.600 mnejadi Rp 2.000, dikatakan bahwa rupiah mengalami
depresiasi dan dolar mengalami apresiasi.
Nilai Valuta Asing
Dalam pasar suatu baran harga
ditentukan pada keadaan dimana panawaran dan permintaan barang mencapai
keseimbangan, yaitu jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan. Dalam
pasaran valuta asing, harga atau kurs valuta asing juga demikian.
Apabila kurs adalah Rp 3.000, untuk
setiap dolra penawaran dolar melebihi permintaan, dan ketidakseimbangan ini
menurunkan harga dolar tersebut. Sebaliknya dalam keadaan kurs dimana adalah Rp
1.000 untuk setiap dolar, permintaan dolar melebihi penawarannya. Kelebihan
permintaan ini akan menaikkan harga atau kurs pada waktu kursnya adlaha Rp 2000
untuk setiap dolar. Maka kurs inilah yang merupakan kurs pertukran yang berlaku
di antara kedua-dua mata uang tersbut. Ini berarti pendidik Indonesia harus
membayar Rp 2.000 untuk setiap dolar atau penduduk Amerika Serikat harus
membayar $1 untuk memperoleh Rp 2.000.
Dalam kenyataannya, sering terdapat
berbagai tingkat kurs utuk satu valuta asing. Seperti misalnya, kurs valuta
asing di pasar Jakarta yang termuat dalam Harian Hompas Selasa 16 November
1982:
Jual (BI)
|
Beli (BI)
|
|
US$
|
Rp 685,00
|
Rp 681, 50
|
Pund
|
Rp 1.139,69
|
Rp 1.1.27,54
|
Aust$
|
Rp 648,03
|
Rp 639, 04
|
DM
|
Rp 265,83
|
Rp 263, 38
|
Yen
|
Rp 2,57
|
Rp 2, 35
|
Penjualan di Brusa Valuta Asing
Bangk Indonesia Jakarta:
M.T. Rp684,50/US$ Rp681,00/US$
M.T. Rp685,00/US$ Rp681,50/US$
Perbedaan tingkat kurs ini timbul
karena beberapa hal:
a. Perbedaan antara kurs beli dan jual
oleh para pedagang kurs valuta asing atau bank.
b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh
perbedaan dalam waktu pembayarannya.
c. Perbedaan dalam tingkat keamanan
dalam penerimaan hak pembayaran.
Pasar valuta asing tidaklah hanya
menyangkut kurs atau harga valuta asing saja, tetapi juga pihak-pihak yang
melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara lain: eksportir-importir, bank,
pedagang perantara dan bank sentral. Secara global proses transaksi pasar
valuta asing adalah dimulai dengan eksportir dan atau importer yang hendak
menjual atau membeli valuta asing menghubungi bank. Bank berusaha mencari dan
mempertemukan permintaan dan penawaran valuta asing dari para langganannya.
Kalu usaha ini ternayta tidak bisa bank tersebut akan menghubungi bank yang
lain atau pedagang perantara. Pedagang perantara ini usahanya spesialisasi
dalam mata uang tertentu. Peranan Bank sentral sangat besar, terutama dalam
usahanya mempengaruhi kurs dengan cara aktif jual beli valuta asing.
Perubahan Tingkat Nilai Tukar
Apa sebenarnya yang menyebabkan
fluktuasi nilai tukar? Jawaban paling sederhana untuk pertanyaan ini adalah
perubahan permintaan atau penawaran dalam bursa valuta asing. Apapun yang
menggeser kurva permintaan dolar kanan atau kiri akan mengungang apresiasi
dolar. Apabila kurs valuta asing sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar
maka kurs tersebut akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk
menunjukkan akibat yang mungkin timbul dari perubahan-perubahan seperti itu,
dalam gambar ini akibat dari kenaikkan permintaan ke atas valuta asing.
Di dalam grafik itu dirumuskan bahwa
permintaan penduduk Indonesia ke atas dolar bertambah dari DD menajdi DIDI.
Kenaikan permintaan ke atas mata uang dolar ini menyebabkan kenaikan nilai
dolar dan kemerosotan nilai rupiah. Ini berarti kenaikkan dalam permintaan itu
menyebabkan penduduk Indonesia harus membayar lebhi mahal untuk setiap dolar
yang diperolehnya. Pada mulanya pemilik rupiah harus membayar Rp. 2.000 untuk
memperoleh $1. Sekarang mereka harus membayar Rp. 2.500 untuk $1.
Oleh karena sifatnya yang selalu
mengalami perubahan tersebut. Kurs yang ditentukan oleh mekanisme pasar
dinamakan kurs pertukaran bebas atau kurs pertukaran mengambang. Beberapa faktor
penting yang mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan menurut Sadono Sukimo
tersebut adalah:
1. Perubahan dalam cita masyarakat.
Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain maka
nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik.
2. Perubahan harga dari barang-barang
ekspor dan impor. Semakin tinggi harga barang yang diekspor, semakin turun
nilai mata uang pengekspor tersebut. Dan semakin tinggi harga brang yang di
impor, maka makin tinggi nilai mata uang pengimpor tersebut.
3. Kenaikan harga-harga umum (influsi).
Semamkin tinggi tingkat inflasi negara pengekspor semakin turun nilai mata uang
negara tersebut.
4. Perubahan dalam tingkat bunga dan
tingkat pengembalian investasi. Aliran dana ivestasi mengakibatkan apresiasi
mata uang negara pengimpor modal dana investasi mengakibatkan apresiasi mata
uang negara pengimpor modal dan depresiasi mata uang negara pengekspor modal.
5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak
produksi penemuan baru dan nilai ekspor suatu negara semakin kuat nilai mata uang
negara tersebut.
Memperkirakan Nilai Tukar
Memperkirakan nilai tukar dapat
diitung menggunakan teori purchasing Power Parity (PPP). Teori ini dikemukakan
oleh ahli ekonomi ahli Swedia, yang bernama Gustav Cassel. Dasar teorinya
adalah, perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lain ditentkukan
oleh tenaga beli uang tersebut (terhadap barang dan jasa) di masing-masing
negara. Sebagai contoh, harga 1 kg gandung di Amerika Serikat adalah 1$ dan di
Indonesia sebesar Rp 1.000, maka kurs antara dolar dan rupiah adalah $1= Rp
1.000. jadi, kurs pada perbandingan purchasing powernya, yakni:
PP
= Rp 1.000/kg = 1000
$/kg
Apabila terjadi perubahan harga yang
berbeda di kedua negara, maka kurs tersebut haruslah mengalami perubhan pula.
Misalnya, kalau harga-harga di Indonesia naik tiga kali dan di Amerika Serikat
naik dua kali, maka kursnya (kurs PPP) akan menjadi:
1.000 X 3 = Rp 1.500
$1
2 $1
Sistem Kurs Valuta Asing
Sifat kurs valuta asing sangat
bergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat
dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta saing akan berubah-ubar
sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah
menjalankan kebijakan stabilitas kurs, tetapi dengan tidak mempengaruhi
transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah-ubah di dalam batas yang
kecil meskipun batas-batas ini dapat berubah-ubah dari waktu ke watku.
Pemerintah juga dapat mengawasi sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal
ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Sistem ini
disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta
asing relatif tetap atau hanya berubah-ubah dalam batas-batas yang ditentukan
oleh ongkos angkut emas. Ada dua sistem kurs valuta asing yaitu:
A. Sistem Kurs Fleksibel
Dalam pasar bebas perubahan kurs
tergantung kepada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi
pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan dalam
transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran
valuta asing berasal dari eksportir, yakni dari transaksi kredit neraca
pembayaran internasional.
Makin tinggi tingkat pertumbuhan
pendapatan, makin besar (relatif terhadap negara lain) kemungkinan untuk impor
yang berarti makin besar pula permintaa akan valuta asing. Kurs valuta asing
cenderung naik (harga mata uang sendiri turun). Demikian juga inflasi akan
menyebabkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri
cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun
(nilai mata uang sendiri relatif naik terhadap valuta asing).
B. Sistem Kurs Stabil
Sistem kurs fleksibel di atas sering
menimbulkan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing.
Oleh karena itu banyak negara yang menjalankan suatu kebijakan untuk
menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara:
1. Aktif: Pemerintah menyediakan dan
untuk menstabilkan kurs
2. Pasif : negara menggunakan sistem
standar emas.
Kegiatan menstabilkan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: apabila tendensi kurs valuta asing akan
turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya
permintaan dari pemerintah maka tendensi turun dapat dicegah. Sebaliknya
apabila tendensi kurs naik maka pemerintah akan menjual valuta asing di pasar
sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikkan kurs dapat di cegah.
Dalm sistem standar emas kurs mata uang suatu negara terhadap negara lain di
tentukan dengan dasar emas. Misalnya Amerika menetukan bahwa US$4= 0,5 gram
emas dan Inggris menetapkan bahwa £1 = 0,5 gram emas, maka kurs antara dolar
dan poundsterling adalah £ = US$4. Kurs ini akan stabil selama syarat-syarat di
atas dipenuhi dan lalu lintas emas bebas.
Satu hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan sistem kurs tetap adalah tindakan menurunkan atau menaikan nilai mata
uang suatu negara kalau dibandingkan dengan mata uang asing. Langkah pemerintah
yang menyebabkan nilai mata uang negara itu turun terhadap mata uang negara
lain dinamakan devaluasi. Kebalikannya, yaitu tindakan yang menyebabkan mata
uang negara itu naik nilanya terhadap mata uang asing dinamakan revaluasi.
Fungsi Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam
membantu kelancaran lalu-lintas pembayaran internasional. Mempermudah penukaran
valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain.
1. Pasar valuta asing memberikan
kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian untuk kontrak jual beli dengan kredit.
2. Memungkinkannya dilakukan hedging.
Kegiatan Ekonomi Terbuka
Ekonomian yang meliputi kegiatan
ekspor dan impor dinamakan perekonomian empat sector atau perekonomian terbuka.
Dalam model ini akan wujud dua aliran baru di dalam sirkulasi aliran pendapatan:
(i) aliran pendapatan yang diterima dari mengekspor yang merupakan suntikan
kepada aliran pendapatan, dan (ii) aliran pengeluaran untuk membeli barang yang
diimpor dari negera-negara lain yang merupakan bocoran kepada aliran
pendapatan. Kedua aliran ini akan mempengaruhi keseimbangan perekonomian
Negara. Ekspor akan meningkatkan ekonomi. Akan tetapi sebaliknya, impor
menurunkan pendapatan nasional pada keseimbangan dan merumitkan masalah ekonomi
yang dihadapi Negara.
Perdagangan internasional dapat
terjadi karena beberapa alasan
a. Keanekaragaman kondisi produksi.
Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi produksi di setiap
Negara. Misalnya Negara A karena beriklim tropis dapat berspesialisasi
memproduksi pisang, kopo: untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa dari
Negara lain.
b. Penghematan biaya. Alas an kedua
adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan biaya pada skala
produksi yang besar). Banyak proses produksi menikmati skala ekonomis, artinya
proses produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih
rendah ketika volume produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk
meningkatkan produksi selain menjualnya ke pasar global?
c. Perbedaan selera. Sekalipun kondisi
produksi di semua daerah serupa, setiap Negara mungkin akan melakukan
perdagangan jika selera mereka berbeda. Conothnya, Negara A dan B menghasilkan
daging sapid an daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi karena
masyarakat Negara A tidak menyukai daging sapi, sedang Negara B tidak menyukai
daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling menguntungkan dapat terjadi di
antara kedua Negara tersebut, yaitu bila Negara A mengimpor daging ayam dan
mengekspor daging sapi, sebaliknya Negara B mengimpor daging sapid an
mengekspor daging ayam.
d. Prinsip keunggulan kompratif
(comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap Negara akan
berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor barang dan jasa yang biayanya
realatif lebih rendah (artinya lebih efisien disbanding Negara lain); sebaliknya
setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relative
tinggi (artinya kurang efisien disbanding Negara lain).
Dengan adanya perekonomain terbuka
dan setiap Negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki keunggulan
komperatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di
setiap Negara dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat untuk
jumlah jam kerja yang sama.
Sirkulasi Aliran Pendapatan
Dalam perekonomian terbuka, seperti
ditunjukkan dalam Gambar sector-sektor ekonomi dibedakan kepada 4 golongan:
perusahaan, rumahtangga, pemerintah dan luar negeri. Penggunaan faktor-faktor
produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector
rumahtangga, yang berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan – yaitu
seperti ditunjukkan oleh aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh
pajak keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi belum dikurangi oleh pajak
pendapatan rumahtangga (Aliran 3). Rumahtangga-rumahtangga dalam perekonomian
akan menggunakan pendapatan mereka untuk transaksi yang berikut:
1. Membeli barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksi sector perusahaan dan pengeluaran konsumsi ini akan dinamakan
sebagai konsumsi ke atas barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negerai
atau Cdn (Aliran 4).
2. Membayar pajak pendapatan kepada
pemerintah, yaitu seperti ditunjukkan oleh aliran 3.
3. Mengimpor, yaitu membeli
barang-barang yang diproduksikan di Negara lain, yang ditunjukkan oleh Aliran
5.
4. Menabung sisa pendapatan yang
diperoleh ke dalam lembaga keuangan, dan ini digambarkan oleh aliran 6.
Di samping oleh adanya aliran uang
ke luar untuk membayar impor, perekonomian terbuka mewujudkan pula aliran
pengeluaran ke sector perusahan, yaitu aliran yang diakibatkan oleh pembayaran
ke atas ekspor sector perusahaan. Aliran pengeluaran yang diperoleh dari
Negara-negara luar ditunjukkan oleh Aliran 10.
Aliran 8 adalah perbelanjaan
(pengeluaran) penanam modal (investor) untuk membeli barang modal dan peralatan
modal dari sector perusahaan. Sedangkan Aliran 9 adalah pengeluaran pemerintah
ke sector perusahaan untuk membeli barang-barang kebutuhan administrasi
pemerintah dan barang modal untuk investasi pemerintah.
Dari aliran-aliran pengeluaran dari
berbagai sector ke atas sector perusahaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar
dapatlah disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka komponen pengeluaran
agregat ke atas pendapatan nasional adalah:
i. Pengeluaran konsumsi rumahtangga ke
atas barang-barang konsumsi dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negeri (Cdn).
ii. Investasi perusahaan, yaitu
perbelanjaan penanaman modal ke atas barang-barang modal yang diproduksikan di
dalam negeri.
iii. Pengeluaran pemerintah (pengeluaran
konsumsi dan investasi pemerintah).
iv. Ekspor, yaitu pengeluaran
Negara-negara lain ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sektor
perusahaan.
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Sebelum menerangkan secara grafik
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka, terlebih dahulu
akan diterangkan secara aljabar persamaan keseimbangan dalam perekonomian
tersebut, dan ciri-ciri fungsi ekspor dan impor.
Persamaan Keseimbangan
Dalam perekonomian terbuka
barang-barang jasa-jasa yang diperjualbelikan terdiri dari yang diproduksikan
di dalam negeri – yaitu pendapatan nasioanl, dan yang diimpor dari
Negara-negara lain. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran
agregat (AS) terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). dalam
persamaan:
AS = Y + M
Penentu Ekspor dan Impor
Faktor yang penting adalah kemampuan
dari Negara tersebut untuk memproduksikan barang-barang yang dapat bersaing di
pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang produksi dalam negeri itu
haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran
luar negeri. Makin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang
demikian.
Ekspor adalah satu komponen
pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah, pengeluaran
agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional.
Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor.
Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau ekspor
dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian
fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan fungsi
pengeluaran pemerintah.
Penentu impor besarnya impor yang
dilakukan sesuatu Negara antara lain ditentukan oleh sampai di mana
kesanggunpan barang-barang yang diproduksikan di Negara-negara lain untuk
beaing dengan barang-barang yang dihasilkan di Negara itu. Apabila
barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, atau harga-harganya lebih
murah, daripada barang-barang yang sama yang dihasilkan di dalam negeri, maka
akan terdapat kecenderungan bahwa Negara tersebut akan mengimpor lebih banyak
barang dari luar negeri. Akan tetapi apakah kecenderungan tersebut akan
terwujud atau tidak, masih tergantung kepada kesanggupan penduduk Negara itu
membayar impor. Ini berarti bahwa besarnya impor lebih dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan nasional daripada oleh kemampuan barang-barang luar negeri
untuk bersaing dengan barang-barang produksi dalam negeri oleh sebab itu dalama
analisis makroekonomi dianggap impor mempunyai ciri-ciri, yaitu makin besar
tingkat pendapatan nasioanl, makin besar pula nilai impor.
Peranan Perekonomian Terbuka
1. Mempertinggi efisiensi penggunaan
faktor-faktor produksi.
2. Memperluas pasar produksi dalam
negeri dan teknologi modern.
3. Mempertinggi produktivitas kegiatan
ekonomi.
Penutup
Neraca pembayaran adalah suatu
catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran
dana yang dilakukan di antara suatu Negara dengan Negara lain dalam suatu tahun
tertentu. Neraca pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu
neraca berjalan dan neraca modal. Neraca pembayaran selalu seimbang Neraca
pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri
adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke Negara tersebut. Yang
menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang adalah ketidakseimbangan dalam
neraca berjalan dan neraca modal dan akan di seimbangankan oleh perubahan
cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral. Nilai tukar baluta asing
adalah harga dimana-dimana pembelian dan penjualan valuta asing berlangsung;
nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing. Tingkat nilai tukar ditentukan oleh
perubahan dalam cita rasa masyakarat, perubahan harga barang barang
ekspor-ekspor, inflasi, aliran modal, perkembangan ekonomi serta faktor politis
dan psycologi. Model perekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor di
namakan perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka. Setiap perubahan
ekspor atau impor akan secara otomatis menyebabkan perubahan dalam pendapatan
nasional dan tingkat kegiatan ekonomi Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT.
Salemba Empat Jakarta. 2000.
Prayitno, Soediyono, Ekonomi
Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2001.
Syahril, Ekonomi Internasional. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996.